Liburan Ke Bali 2013
Saat
liburan sekolah pada tanggal 5-8 Januari 2013 kemarin, Saya bersama teman-teman
dengan didampingi beberapa guru dan staf karyawan SMA Negeri 1 Sukodadi liburan
ke pulau Bali. Semua orang dari sabang sampai merauke pasti sudah tahu tentang
hal itu. Orang asing pun mengenalnya. Liburan ke Bali tahun ini tidak seperti
liburan ke Bali di tahun 2010 dan 2011 yang lalu. Tidak ada persiapan yang
menghangatkan. Jadi persiapannya kurang matang. 6 jam sebelum berangkat, saya
baru mempersiapkan semuanya, dari pakaian, seragam, cemilan, uang saya, dan
perlengkapan yang lainnya. Saya membawa duffle bag atau lebih dikenal dengan
travel bag. Karena tas ini sangat memudahkan saat berpergian, maka duffle bag
ini pun akhirnya saya gunakan sebagai liburan ke Bali.
Tepat
hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 telah tiba, saatnya pukul 12.00 WIB saya
harus tiba di lapangan Sukodadi untuk berkumpul. Sebelumnya, tentu saja saya
harus berpamitan dengan My Family alias keluarga saya. Karena, saya
harus berpisah dengan mereka selama 4 hari 3 malam. Dalam hati sangatlah sedih,
tetapi saya harus melempar senyum termanisku kepada mereka. Karena selama saya sudah
remaja saya tidak pernah merengek di depan mereka. Setelah berpamitan, saya
diantarkan Ayah tercinta menuju ke lapangan Sukodadi. Setelah menunggu beberapa
menit bus datang, saya membawa barang-barang masuk ke dalam bis yang sudah
ditentukan oleh panitia. Saat itu saya menggunakan bis nomor 4. Dengan bis
berwarna merah muda milik Dali Mas itu kami peserta studi wisata berangkat pada
pukul 13.15 WIB. Di dalam sana saya tertidur lelap, mungkin karena efek dari
obat anti mabuk yang saya minum satu jam yang lalu. tak terasa saya terbangun
saat waktu menunjukkan 16.15 WIB. Kami diberi kesempatan untuk sholat Ashar di
sebuah masjid di daerah Probolinggo.
Sesudah
itu kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Rumah Makan Putra Jatim Besuki
di Situbondo. Disana saya dan teman-teman saya sebelum masuk ke RM, saya menuju
ke Mushola terlebih dahulu untuk Menjama’ dan mengqashar sholat Maghrib dan
sholat Isya’. Setelah kami selesai sholat, kami segera menuju ke Rumah Makan
untuk makan malam. Dengan sajian ayam goreng kecap, membuat saya tidak nafsu
makan. Sama sekali tidak pas dengan lidah saya. Terpaksa saya harus
memubadzirkan makanan tersebut. Kemudian setelah selesai semua, kami semua
masuk bis dan meneruskan perjalanan menuju pelabuhan Ketapang untuk menyebrang
ke pulau Bali. Di dalam bis, kami melihat PLTU Paiton yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Uap yang bertugas mengaliri listrik untuk Jawa-Bali. Letaknya di Paiton.
Tepatnya di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur, di Desa Binor, Paiton,
Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sungguh menakjubkan walaupun sudah pernah
melihat sebelumnya.
Setelah
beberapa waktu kemudian, bis yang kami tumpangipun telah sampai di Pelabuhan
Ketapang, Banyuwangi. Sebelum kapal berangkat saya dan teman-teman
berjalan-jalan di sekitar luar ruangan, dan menonton orang-orang yang berenang
untuk meminta uang koin dilemparkan dari atas kapal. Sebenarnya hal ini sangat
berbahaya, karena mereka bisa saja mengalami kecelakaan pada saat berebut uang
yang dilemparkan, kami terus menonton aksi mereka. Lalu, kami segera berjalan
menuju kapal. Setelah beberapa kemudian, nahkoda pun menjalankan kapal yang
kami tumpangi. Kami menyebrang dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk
dengan jarak 3 mil laut, membutuhkan waktu
kira-kira 75 menit dengan menggunakan kapal ini untuk menyebrang. Di
dalam kapal saya merasa kasihan dengan teman saya yang membeli Popmie seharga
Rp.10.000,-. Padahal harga Popmie di pelabuhan Ketapang adalah Rp.5000,-. Itu
dua kali lipatnya. Berada di kapal, saya merasakan suasana perbincangan dengan
teman-temanku sambil melihat dari jendela kapal
air laut yang terseret kapal. Angin dingin yang menerpa, membuat
tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan
ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Suasana itu membuat kami merasa bosan di kapal. Namun, perbincanganpun tetap
berlanjut, karena ada salah satu sahabat saya yang sedang berulang tahun. Wow
banget karena di hari ulangtahunnya yang ke-17 tahun, dia sedang dalam
perjalanan menuju Bali bersama sahabat yang dia percayai. Tak terasa, kapal
yang kami tumpangi pun bersandar di Pelabuhan Gilimanuk. Saat itu pukul 01.15
WITA artinya sudah berganti hari dan tanggal menjadi Hari Minggu tanggal 6
Januari 2013.
Merasa
lega adalah ketika sudah berada di Pulau Bali. Namun perjalanan masih sangat
panjang, karena belum satupun objek wisata yang kami kunjungi. Maka dari itu
kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Setelah bis keluar dari kapal, kami
semua segera memasuki bis. Aku tak bisa tidur, karena aku tercium bau muntah
teman-temanku. Tapi lama-kelamaan saya bisa tertidur juga. Objek wisata yang
pertama kali kami kunjungi saat itu adalah Tanah Lot yang merupakan salah satu
favorit tempat wisata di Bali. Pagi itu, sebelum kami ke Tanah Lot, kami mandi,
berganti baju, dan sholat subuh terlebih dahulu. Dengan lamanya kami melakukan
hal tersebut, sehingga kami terlambat untuk menikmati Sunrise atau
matahari terbit. Namun bagi saya tidak masalah, daripada harus meninggalkan
kewajiban yang utama dan pertama di dalam Islam. Oleh karena itu, kami hanya
menikmati air laut di pagi hari, berfoto-foto, merekam video, memasuki pura,
dan berbelanja yang saya sebut sendiri pasar tanah lot. Selain itu, kami juga
menyantap sarapan di Toko oleh-oleh Agung Bali. Kemudian, kami rombongan
kembali menuju ke bis masing-masing, tentu saja untuk melanjutkan perjalanan
kembali. Kami melanjutkan perjalanan kembali menuju ke wisata yang kedua yaitu
Tanjung benoa.
Pagi
menjelang siang itu pukul 09.00 WITA, kami berangkat menuju ke Tanjung Benoa
yang terletak di kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Di dalam bis
kami dikenalkan dengan seorang pemandu bis yang berasal asli Bali. Beliau
bernama i made kethut atau siapalah, tetapi kami memanggilnya bli kethut. Di
dalam bis beliau menceritakan tentang apa-apa yang diketahuinya tentang Bali.
Namun, cerita itu terpotong karena ada pembagian kelompok. Dimana kelompok
tersebut memiliki pembina yang akan mengatur nanti bagaimana kita berada di
Pulau Penyu nanti. Tak terasa selama 30 menitan, kami sampai di Tanjung Benoa.
Antara parkir bis dengan tempat wisata lumayan jauh. Mau tidak maui harus
berjalan demi sampai di tempat wisata. Langkah demi langkah kami lalui selama
hanya 10 menit menelusuri jalan berpasir dan trotoar yang berlubang dibiarkan
begitu saja yang beralih fungsi menjadi sampah. Tak hanya satu, tetapi lebih.
Apakah ini kelakuan orang Bali atau orang pengunjung Bali? Entah itu siapapun,
itu sangat mengganggu pemandangan. Untung saja, saya tidak melihat siapapun
yang masuk ke dalam lubang trotoar itu. Langkahku telah sampai di Tanjung
benoa. Kami rombongan memasuki pintu masuk dan keluar Tanjung Benoa. Kami
kelompok berkumpul di pembinanya masing-masing untuk menaiki perahu. Tapi
perahu yang kami tumpangi tidak sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Parahnya, jumlah penumpang yang berada di perahu tersebut berjumlah 11 orang,
seharusnya menurut peraturannya adalah 10 orang. Maka, kami di marahi dengan
nahkoda perahunya. Tapi kami tetap berangkat dengan berjumlah 12 orang
sekaligus nahkodanya. Saat itu pukul 10:15 WITA. Kami menikmati wisata Glass
Bottom Boat dan Pulau Penyu. Kami menaiki perahu yang dibawahnya ada kaca
bening, kita bisa melihat keindahan bawah laut. Namun, karena nahkoda berlayar
cepat membuat kami penumpang perahu kurang bisa menikmati keindahan bawah laut.
Sehingga kami mengabaikan keindahan bawah laut itu, kami berpaling ke arah
wisata air yang ada di Tanjung Benoa. Kami melihat Banana boat, Jetski,
Parasailing, Water ski, dan Wake board. Tetapi, untuk menikmati semua wahana
air itu harus merogoh saku dalam. Daripada mengeluarkan biaya mahal, mending
menikmati Glass Bottom Boat yang saya tumpangi ini tanpa biaya, karena pihak
sekolah yang menanggungnya. Dengan sekitar waktu ± 300 detik, akhirnya kami
sampai di Pulau Penyu pada pukul 10:30 WITA. Pulau penyu begitu namanya, adalah
tempat penangkaran penyu yang langka. Baliho bertuliskan Welcome to Deluang
Sari. Tak tahu apa maksud dari Deluang Sari. Kami pun segera memasuki penangkaran
penyu tersebut. Kami membuat laporan tentang penangkaran penyu, berfoto-foto,
dan memahami koleksi lain yang ditangkarkan disana. Menurut saya, waktu di
Pulau Penyu ini sangat sedikit. Sehingga saya kurang bisa mencari tahu tentang
apa-apa yang ada di Pulau Penyu.
Pulau
Penyu, done. Kami kembali lagi ke Tanjung Benoa. Setelah menunggu sangat
lama, kamipun makan siang di Tanjung Benoa agar tubuh tidak lemas dan baik-baik
saja di perjalanan. Perjalananku masih sangat panjang. Dengan terik matahari
Bali, kami berjalan lagi menuju parkir bis kami. Kami segera masuk bis, dan
melanjutkan perjalanan kembali. Bli kethut memulai pekerjaannya dengan
bercerita tentang Bali di depan kami. Tapi kulihat kanan kiriku tak ada yang
mendengarkannya, karena mereka sedang tidur. Akupun merasa bosan dengan
ceritanya, maka dari itu aku tertidur pula. Selama 30 menit, dan waktu
menunjukkan 13.135 WITA, kami di bawa ke Monumen Pujamandala. Puja Mandala
adalah sebuah kompleks tempat bangunan peribadatan indah di kawasan Nusa Dua,
Badung, Bali. Puja Mandala yang memiliki bangunan dengan desain yang
mengesankan. Kami sholat di Puja Mandala dengan Masjid Agung Ibnu Batutah pada
bagian paling kiri. Next, kami menuju pantai kuta.
Di
perjalanan menuju pantai kuta, aku tidak tidur lagi, melainkan mendengarkan apa
yang dibicarakan Bli Kethut. Setelah beberapa menit kemudian, kami diturunkan
di Central
Parkir Kuta. Dari sini, kami dapat melanjutkan perjalanan menuju pantai kuta
dengan transportasi umum yang disebut Komotra. Disinilah saya merasa disiksa,
karena saya harus berdesak-desakkan duduk dengan teman-teman yang lain
berjumlah 20 orang. Saya duduk dengan tidak nyaman di pintu mobil. Tapi ada
untungnya juga, saya bisa melihat para turis yang sedang berjalan-jalan dan
berbelanja di sebuah toko. Setelah sampai di pertigaan jalan, kami diturunkan
kembali. Untuk menuju kesana kami berjalan kaki dengan jarak ± 7 meter. Kami
tiba disana pukul 15:20 WITA. Kulihat banyak teman-teman saya bermain air,
sebenarnya saya tidak minat untuk bermain air. Karena saya diajak oleh
teman-teman saya, maka saya tidak menolaknya. Selain bermain air, saya dan
teman saya menulis di atas pasir. Tanpa sengaja tulisan saya tersapu ombak.
Ombak yang begitu kencang sukses membuat saya harus mengulang membuat tulisan
kembali. Berada di kawasan Kuta seperti bukan di Indonesia saja. Karena
orang-orang banyak berseliweran, berjemur,
berfoto, berenang, dan lain-lain adalah orang asing, ditambah lagi di
Bali saya tak pernah mendengar suara adzan sedikitpun. Suasana di Kuta sangat
internasional. Tujuan saya ke pantai kuta adalah untuk menikmati sunset pantai
kuta. Tapi itu sangat gagal total. Karena waktu sudah terlalu lama di pantai
kuta. Karena panitia mengobrak-abrik kami agar kami segera melanjutkan
perjalanan, maka kamipun segera kembali ke mobil elf yang kami tumpangi lagi.
Penyiksaan kembali di mulai. Saya harus berdesak-desakan kembali. Karena saya
orangnya sabar, maka penyiksaanpun berakhir. Kami dikembalikan kepada bis kami
masing-masing.
Saatnya
berbelanja. Setelah dari pantai kuta, kami di bawa ke pusat oleh-oleh-oleh khas
Bali yaitu Krisna Bali. Sesuai dengan namanya, Krisna. Yang selama ini saya
kenal dengan film “The Little Krishna”, dimana di halaman toko Krisna Bali
terdapat patung yang berwajakan Krisna. Krisna menawarkan berbagai produk ciri
khas Bali yang menarik berupa beranekaragam bentuk design T-Shirt kartun
tentang Bali yang diproduksi sendiri, unik, lucu dan menarik yang tidak ada
ditempat lain. Selain itu di Krisna juga terdapat cemilan, kerajinan tangan,
bed cover, pernak pernik, tas kreasi, perak, lukisan, seni pahat, anyaman dan
masih banyak produk-produk hasil karya para pengrajin Bali yang tidak kalah
bagusnya. Dengan tawaran berbagai produk tersebut, akhirnya saya membeli
T-Shirt, gantungan dan Cemilan saja. Selanjutnya, kami menuju ke Hotel Griya Taman Sari Sanur. Dengan
hujan yang begitu deras, saya harus menjunjung tinggi-tinggi tas saya agar
tidak kebasahan. Antrian panjang untuk mengambil kunci kamar hotel telah
berhasil ku lewati. Dengan menaiki 3 tangga, saya dan 3 teman saya pun sampai
di depan kamar yang berada di pojok. Teman saya tak ada yang berani membuka
pintu, karena di dalam terlihat seram dan gelap. Maka aku yang akan membuka
pintunya. Tanpa berpikir panjang aku langsung menyalakan lampunya. Setelah
kamar diterangi oleh 2 buah bola lampu. Lampu depan dan lampu kamar mandi, kami
pun segera beres-beres. Kami menyiapkan diri kita masing-masing. Aku merasa
gerah, jadi aku harus mandi. Teman 1 kamar saya tidak ada yang mandi, jadi
tidak ada yang namanya antri mengantri. Saya bisa sepuasnya mandi malam itu.
Setelah saya selesai mandi dengan puas, aku segera keluar dari kamar mandi.
Beberapa detik kemudian, dua bola lampu dan tv yang menyala menjadi redup.
Suasana menjerit menjadi tenang kembali saat semua telah terang. Lalu kami
turun untuk Dinner. Dengan menu Ayam Goreng, membuat kami lahap untuk
menyantapnya. Setelah makan malam, kami berbelanja di halaman Hotel. Sampai
pukul 21.30 WITA kami lelah dan segera tidur terlelap malam itu.
Keesokan
Harinya, Tanggal 07 Januari 2013. Kami bersiap-siap untuk melanjutkan
perjalanan kembali. Dengan memakai seragam batik sekolah kami, kami menuju ke
ruang makan hotel. Menu sarapan pagi itu adalah Nasi Pecel. Wow, pagi itu saya
begitu semangat dan mood tingkat Bali. Saat sarapan nasi pecel, kami
mendengar-dengar bahwa semalam teman kami ada yang kesurupan. Sejumlah 2 anak.
Namun belum jelas bagaimana alur kejadiannya. Baru kali ini saya melihat
kejadian kesurupan di Bali. Masih belum jelas apakah salah teman saya sendiri
apa pihak hotelnya. Semoga jin salah alamat masuk ke tubuh teman saya. Amin.
Pagi ini saatnya kami studi. Tujuan pertama bis saya pagi ini adalah Pabrik Teh
Botol Sosro. Bis kami pertama masuk terlebih dahulu ke Sosro. Kami sampai ke
Pabrik tersebut pukul WITA. Kami disana sangat mendapatkan ilmu banyak. Ruangan
pertama yang saya masuki adalah Toilet Sosro. Toilet yang sangat bersih, harum,
dan menyenangkan. Sebelum masuk ke ruang auditorium, kami dipersilahkan untuk
meminum 1 tehbotol sosro. Di dalam ruang auditorium, kami menonton proses
pembuatan Teh Botol Sosro mulai proses pembuatan, hingga siap minum. Selama 15
menit kami menikmati tontonan tersebut. kami keluar dan berfoto terlebih
dahulu. Rombongan diajak jalan-jalan mengelilingi areal pabrik yang luasnya
mencapai kurang lebih 12.360 Ha, pada sesi ini rombongan diajak langsung
menyaksikan proses pembuatan teh botol sosro mulai dari awal, tempat
penyimpanan bahan baku teh, penyimpanan gula sampai pada proses pengolahan
limbah. Seru sekali. Setelah lelah berkeliling, kami kembali lagi ke ruang
auditorium untuk mengikuti sesi acara tanya jawab dan kuis berhadiah yang
diselenggarakan oleh pihak manajemen Sinar Sosro. Karena waktu sudah habis,
maka hanya ada 1 orang saja yang bertanya dan mendapatkan hadiah. Dan itu bukan
saya.
Acara
ke PT Sosro sudah selesai. Kemudian kami berbelanja ke Cening Bagus. Selain
berbelanja, kamipun juga sholat dhuhur dan ashar. Acara selanjutnya adalah ke
Barong Dance. Baru pertama kali ini aku ke Barong Dance. Sebelum menonton
Barong Dance, kami makan siang terlebih dahulu. Nasi kotak dan 2 gelas aqua,
membuat saya kenyang. Saat itu sekitar pukul 13.30, kami menghibur diri dengan
menonton hiburan Barong Dance. Aku duduk di deretan paling depan. Aku tak
peduli dengan temanku yang sedang ketakutan. Menurutku itu Asyik dan seru.
Dengan durasi sekitar 30 menit, saya puas dengan hiburan-hiburan dari Barong
Dance tadi. Uang saku dari orangtua sekitar sisa Rp.80.000 lagi. Apakah saya
harus membelanjakan itu semua di Joger? Karena perjalanan selanjutnya adalah ke
Joger. Di dalam bis, kami harus berpisah dengan bi Kethut, Pembina kami. Karena
tidak mungkin, jika beliau harus ikut kami ke Jawa. Jadi kita akan berpisah.
Sebelum masuk ke Joger, saya akan di periksa terlebih dahulu. Jika kita membawa
tas, maka tas kita akan di periksa. Di Joger, sudah ada alat canggih untuk
memeriksa keamanan. Seperti CCTV, di dalam Joger banyak sekali CCTV. Jadi kalau
seandainya saya mencuri di Joger, maka saya akan sangat mudah untuk terdeteksi.
Dan jika saya mengambil barang tanpa membayar dulu di kasir, maka alat yang
berada di Pintu Keluar joger akan berbunyi. Dan saya akan membayar diwajibkan
membayar tiga kali lipat dari harga barang itu. Karena iman saya tebal, maka
saya tidak ada niat untuk mencuri. Di Joger saya hanya cuci mata saja,
melihat-lihat barang yang menurut saya dari dulu hingga sekarang masih sama.
Daripada lelah berkeliling, mending saya dan teman saya keluar dan duduk sambil
melihat aktivitas orang-orang di halaman. Setelah mendengar aba-aba, bahwa
rombongan kami akan segera melanjutkan perjalanan kembali. Perjalanan
selanjutnya adalah ke Danau Bedugul. Karena waktu sudah petang, maka acara ke
Danau Bedugul ditiadakan. Katanya di Danau Bedugul ada 2 siswa meninggal
dikarenakan Dermaga yang mereka sedang asyik berfoto-foto roboh. Jadi itu
termasuk juga kenapa acara ke Danau Bedugul dibatalkan. Maka kami pulang saja.
Kami
serombongan menuju ke Pelabuhan Gilimanuk untuk menyebrang dari Pulau Bali ke
Pulau Jawa. Saat itu gerimis mengundang hujan. Keadaan sangat dingin sekali.
Daripada saya menunggu kapal tidak berangkat-berangkat, maka saya dan teman
saya sholat maghrib dan isya’ terlebih dahulu di mushola pelabuhan gilimanuk.
Kami berangkat naik kapal pukul 22.30 WITA, mungkin seingat saya. Di dalam
kapal, teman-teman saya banyak yang kesurupan. Di samping saya lah, di depan
saya lah, ataupun di belakang saya. Sejumlah sekitar 4 orang dari teman saya
kesurupan. Kasihan sekali teman saya ini, walaupun saya tak begitu mengenalnya.
Setelah menyebrang dan sampai di Pelabuhan Ketapang, kami menuju ke Rumah
Makan. “Gila, makanan apaan ini?”, pikirku. Tak selera dengan lidahku. Aku
hanya makan nasi dan ketimun saja. Walaupun saya masih sangat lapar, saya harus
tetap menahannya. Karena ini perjalanan terkahirku. Setelah makan-makan
selesai, kami melanjutkan perjalanan pulang. Tetapi sebelum pulang, kami sholat
subuh terlebih dahulu di Rumah Makan Putra Jatim Besuki di Situbondo. Selain
sholat subuh, saya berbelanja di sampir RM tersebut. saya membeli 2 paket Tape
Bondowoso dengan harga @Rp.12.000. Karena berisi 6, jadi 1 kotak tape seharga
Rp.2000. Lalu, kami pulang. Kami tiba di lapangan Sukodadi pukul 10.00 WIB. Dan
sampai di rumah pukul 11.30 WIB. Sangat lega sekali, dan bersyukur karena
perjalanan dari Bali membawa kebahagiaan yang mungkin tidak pernah kulupakan.
blognya keren!
ReplyDeletewah bisa jadi referensi buat ke bali neh..
main2 ke blogku yuk www.gugusmile.blogspot.com