Kita Semua Bisa Menjadi Pendidik
Mendidik adalah mengajarkan, membimbing, mendorong,
mendukung, mengarahkan, menuntun, melatih, dan memberikan bekal kepada siapapun
yang perlu di didik, khususnya pada anak-anak. Anak-anak dari kecil sangat
perlu didikan untuk bekal masa dewasanya. Orang utama yang bertanggung jawab
untuk mendidik anak-anak adalah Orangtua. Karena orangtua sangat berperan
penting dalam mendidik anak. Orangtua merupakan tempat yang paling utama bagi
perkembangan si anak dan dapat menentukan apakah si Anak ini menjadi orang yang
baik atau buruk, aktif atau pasif, sehat atau sakit, pintar atau bodoh,
bermanfaat atau merugikan orang lain, dan sebagainya. Sesibuk apapun orangtua,
hendaknya menyempatkan diri dan waktunya untuk mendidik anaknya dengan baik.
Jangan sampai menjadi orangtua yang tidak bertanggungjawab terhadap perannya
sebagai orangtua kepada anaknya. Tapi apakah hanya orangtua saja yang bisa
menjadi pendidik? Tentu saja tidak. Contohnya seorang guru. Guru merupakan orangtua
di sekolah. Sekolah? Tentu saja anak harus mendapatkan ilmu di sekolah dan juga
berpendidikan. Tidak hanya di sekolah saja yang sebagai tempat untuk mencari
ilmu, dimana saja kita dapat mendapatkan ilmu. Di sekolah, rumah, tempat
bimbel, masjid, pesantren, pondok dll. Ada hadist yang menerangkan bahwa ada 3
ilmu yang wajib kita pelajari, yaitu Ayat yang menghukumi (Al-Qur’an), Sunnah
yang tegak (Al-Hadist/Sunnah Nabi), dan Ilmu Ahli Waris, selain itu adalah ilmu
tambahan seperti ilmu-ilmu yang ada didunia ini, misalnya ilmu matematika,
pengetahuan alam, pengetahuan sosial, sastra, dan lain-lain.
Apakah hanya orangtua dan guru saja yang bisa menjadi
pendidik? Tentu saja tidak. Sebenarnya kita semua bisa menjadi pendidik. Kenapa
bisa? Karena kita sebagai manusia, diberikan sang pencipta akal/fikiran yang
bersifat dinamis atau dapat berkembang. Kita bisa mengajar, membimbing,
mengarahkan, menuntun, melatih dll kepada siapapun, baik kepada yang usianya
lebih muda dari kita atau usianya lebih tua dari kita. Contoh usia yang lebih
muda dari kita. Jika anda mempunyai seorang adik, untuk menjadi kakak yang
baik, kakak harus memberikan contoh yang baik dan menjadi teladan untuk
adiknya. Menurut saya, itu juga merupakan bagian dari mendidik. Dan Contoh usia
yang lebih tua dari kita. Sekarang ini, sudah banyak guru-guru muda, seusia SMA
sederajat saja sudah menjadi guru mengaji. Mereka semua sudah dibekali ilmu
agama dari sebuah pondok pesantren, dan mereka membagi ilmunya atau mengajarkan
kepada semua orang, termasuk para orangtua. Sebenarnya, pendidik itu bisa siapa
saja, muda atau tua dan dari profesi apa saja, kepala sekolah, guru, dokter,
polisi, karyawan, pedagang, kuli bangunan, bahkan pengangguran juga bisa
menjadi pendidik.
Lalu bagaimana kita bisa menjadi pendidik yang baik untuk anak-anak?
Itu membutuhkan kesabaran. Karena anak-anak memang sulit untuk di didik. Sebuah
cerita pengalaman dari saya, saya pernah mengajar mengaji salah satu masjid desa
saya, yang saya didik adalah anak-anak mulai dari PAUD, TK, dan SD, tapi tidak
seberapa banyak, hanya sekitar 6-15 anak saja. Wah, sangat sulit sekali. Saat
di ajar, situasinya ramai sekali, ada yang mendengarkan saya, bermain, ngobrol,
lari-lari, sampai ada yang bertengkar. Yah, memang itulah sifat dari anak-anak.
Butuh kesabaran banget. Saya harus mengubah situasi itu menjadi tenang, saya
mengajaknya mereka bernyanyi dan memberikan sebuah permainan. Lalu, pelan-pelan
saya nasehati. Tapi mereka tetap saja menghiraukan saya. Lalu mereka saya
plototin dengan mata saya, karena saya sudah mulai tidak sabar lagi, mereka terdiam
sejenak. Dan saya takut nantinya malah anak-anak itu menangis, kemudian saya tersenyum
dan tertawa kepada mereka. Akhirnya, mereka juga ikut tertawa dan mau juga
nurut dengan saya. Walaupun cara itu tidak benar. Tapi saat itu saya lega,
karena kondisinya sudah tidak ramai lagi. Nah, untuk anda yang ingin atau
bercita-cita menjadi seorang pendidik yang sekarang ini dikenal profesi sebagai
guru, jangan pernah menyerah untuk mewujudkannya. Karena guru termasuk perbuatan
amal jariyah, yaitu amalan yang tidak terputus artinya jika dikerjakan
pahalanya akan terus mengalir. Karena ilmu itu sangat bermanfaat, dan digunakan
sehari-hari. Maka, jadilah guru yang baik dan menjadi idaman para peserta
didiknya. Manusia itu tidak ada yang sempurna, tapi berusahalah untuk menjadi
guru yang profesional, guru yang bertanggungjawab, dan melaksanakan peran
sebagai guru. Demi pendidikan di Indonesia, kita harus menjadi pendidik,
walaupun kita bukan orangtua, guru, atau sejenisnya. Karena kita bisa menjadi
pendidik dan jadilah generasi penerus pendidikan negara kita yaitu Indonesia.
0 comments:
Post a Comment