Penggunaan Bahasa Indonesia Akibat Era Globalisasi
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi bagi seluruh bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir secara resmi sebagai bahasa di Indonesia sejak Sumpah Pemuda yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928. Bunyi alinea ketiga dari sumpah pemuda yaitu “Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Seharusnya sebagai warga negara Indonesia, harus menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Adanya bahasa Indonesia, bertujuan agar terbentuknya kebangsaan Indonesia yang baru. Di tahun 2015 ini, tanpa terasa banyak kosakata hasil serapan dari bahasa bangsa lain, tetapi telah dianggap sebagai kosakata bahasa Indonesia. Misalnya, dalam bahasa Inggris yaitu kata “team”, di dalam bahasa Indonesia menjadi kata “tim”. Salah satu faktor penyebabnya adalah semakin intensifnya hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan masyarakat pengguna bahasa Inggris.
Di tahun yang akan menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini, bahasa Indonesia semakin pudar. Hal ini disebabkan karena populernya bahasa Inggris, yaitu bahasa yang semakin global dipakai oleh hampir semua negara. Karena, pentingnya bahasa Inggris bagi kehidupan yang akan datang dalam menghadapi persaingan dunia. Akan tetapi, ini berdampak negatif bagi bangsa Indonesia yaitu pudarnya penggunaan bahasa Indonesia. Lebih parahnya lagi, bahasa Indonesia dikalahkan oleh bahasa daerah. Mengapa? Karena kebanyakan manusia yang baru lahir, akan diajarkan bahasa asal lahirnya. Dan akan diajarkan bahasa Indonesia ketika masuk sekolah. Indonesia memang memiliki keanekaragaman bahasa, tetapi perilaku mengabaikan bahasa Indonesia itu sangat tidap tepat.
Kebanyakan para remaja di Indonesia, sulit dalam belajar pelajaran bahasa Indonesia. Umumnya para pelajar, menilai bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang mudah dan ringan. Terbukti dari beberapa siswa dalam segi nilai, nilai bahasa Asing (bahasa Inggris) lebih bagus daripada bahasa Indonesia. Padahal, bahasa Indonesia adalah bahasa keseharian mereka. Seharusnya bahasa Indonesia menjadi bahasa yang pertama dan utama di negara Republik Indonesia. Sedangkan bahasa daerah menjadi bahasa yang kedua.
Pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari mulai luntur. Salah satu penyebabnya ialah para remaja yang terpengaruh dengan era globalisasi ini. Bahasa Indonesia mulai bergeser digantikan oleh pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa alay atau gaul. Baik penggunaan dalam dunia nyata maupun dalam dunia maya. Bahasa yang singkat, lincah, dan kreatif lebih dipilih daripada bahasa Indonesia asli. Hal ini dapat disebabkan karena kemajuan dan pengembangan teknologi yang sangat pesat. Apalagi dengan masuknya budaya asing yang akan semakin mempengaruhi kehidupan dan pergaulan masyarakat, terutama remaja. Dengan hal tersebut, dapat mengubah gaya hidup dan gaya bahasa. Hal ini terjadi karena munculnya modifikasi bahasa, yang sering di sebut dengan bahasa alay.
Awal mula kemunculan bahasa alay, tidak lepas dari perkembangan SMS (Short Message Service) alias layanan pesan singkat. Sesuai namanya, SMS adalah sebuah pesan singkat yang tentunya dalam menulis pesan yaitu serba singkat. Jadi, tidak terlalu lama mengetik dengan tombol atau touchscreen handphone yang terbatas. Awalnya memang sekedar menyingkat. Kemudian huruf-huruf mulai diganti dengan angka, atau diganti dengan huruf lain yang jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip. Misalnya, Huruf A diganti dengan angka 4. Ini sangat menyimpang dengan aturan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Lalu, bagaimana dalam menyelesaikan permasalahan ini? Maka dari itu, orang tua sangat berperan dalam membentuk pribadi anak. Dalam kebiasaan berbahasa, alangkah lebih baiknya jika bahasa yang digunakan ialah bahasa Indonesia. Dan harapannya guru dalam mengajarkan bahasa Indonesia, harus dalam kondisi nyaman dan menyenangkan dan lebih menekankan lagi bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD. Selain itu dengan cara mengurangi kebiasaan mengirim pesan dengan tulisan yang aneh. Sebagai masyarakat Indonesia harus lebih dapat menghargai bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.
0 comments:
Post a Comment